Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Resmi Keluar dari Resesi, BPS: Kuartal II Ekonomi Indonesia Tumbuh Positif 7,07 Persen
Ilustrasi sutterstock.com

Resmi Keluar dari Resesi, BPS: Kuartal II Ekonomi Indonesia Tumbuh Positif 7,07 Persen



KNPI

Berita Baru, Jakarta – Ekonomi Indonesia akhirnya lepas dari jeratan resesi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 7,07 persen pada kuartal II 2021.

“Pertumbuhan ekonomi tumbuh 3,31 persen secara q-to-q dan 7,07 persen secara y-o-y,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers pengumuman data ekonomi Indonesia kuartal II 2021 secara virtual, Kamis (5/8/2021).

Pertumbuhan ekonomi tanah air yang diukur dari PDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) mencapai Rp 2.772,8 triliun. Sementara Angka Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp 4.175,8 triliun pada periode yang sama.

Margo memaparkan, bahwa pertumbuhan ekonomi global pada kuartal II 2021 mengalami peningkatan yang terlihat dari pergerakan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur naik dari 54,8 persen menjadi 56,6 persen pada Juni 2021

Kemudian, harga komoditas makanan dan tambah secara kuartal maupun dibandingkan tahun lalu mengalami peningkatan. Di antaranya, seperti gandum, minyak kelapa sawit, kedelai, timah, aluminium, dan tembaga.

Adapun ekonomi beberapa mitra dagang utama Indonesia juga tumbuh dalam periode ini, seperti Singapura, Uni Eropa, Amerika Serikat, China 7,9 persen, dan Hong Kong. ini turut mendorong kenaikan ekspor Indonesia.

“Ekonomi beberapa negara mitra dagang Indonesia pada kuartal II 2021 telah menunjukkan pertumbuhan positif. Perbaikan ini selain karena pemulihan ekonomi tapi juga ada karena low based di kuartal sebelumnya,” ujar Margo.

Sementara aktivitas masyarakat pada April sampai Juni juga mengalami peningkatan seiring dengan rendahnya kasus penyebaran Covid-10 dan masifnya vaksinasi. Hal ini berpengaruh besar terhadap konsumsi rumah tangga.

Selanjutnya, peningkatan juga terlihat pada penjualan kendaraan bermotor. Seperti mobil naik 758 persen dibandingkan tahun lalu dan penjualan motor naik 268 persen. “Selain itu juga tercermin dari peningkatan PPh 21 sebesar 5 persen dan PPN barang mewah sebesar 8 persen,” tandas Margo.