Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Praveen Jordan Kecam BWF, Karena Dilarang Tampil All England
Praveen Jordan-Melati Daeva. (Foto: Badminton Indonesia)

Praveen Jordan Kecam BWF, Karena Dilarang Tampil All England



KNPI

Berita Baru Madura, Olahraga – Juara bertahan ganda campuran All England, Praveen Jordan memberikan kecaman pada BWF. Hal itu karenakan dirinya dan kolega dipaksa mundur dari All England dan pulang ke hotel dengan jalan kaki.

Sebagaimana diketahui, tim Indonesia dipaksa mundur dari All England karena berada dalam satu pesawat dengan penumpang yang dinyatakan positif terpapar virus Corona ketika terbang ke Inggris.

Praveen dan rekannya Melati Daeva Oktavianti gagal mempertahankan gelar. Mereka diberitahu tidak boleh tampil di All England ketika sudah berada di Utilita Arena untuk melakoni babak 32 Besar.

Kabar kurang baik itu membuat hatinya marah dan kesal. Praveen semakin naik pitam sebab dipaksa pulang ke Crowne Plaza Hotel dengan berjalan kaki.

“Menurut saya, BWF sudah melanggar peraturan yang sudah mereka buat sendiri. Ketika berita ini muncul, tim Indonesia (medis, physiotherapist, dan beberapa atlet yang sedang cooling down) dipaksa keluar dari arena untuk kembali ke hotel dengan cara berjalan kaki, tanpa menggunakan akses yang disediakan,” kata Praveen melalui akun Instagram miliknya, Kamis (18/3).

“Seharusnya, semua tim yang berpartisipasi dalam All England 2021 tidak diperbolehkan keluar area hotel, jika tidak menggunakan akses yang telah disediakan (bus). Dengan disuruh jalan kaki dari arena ke hotel, apakah itu bukan berarti keluar dari area hotel?” tambahnya.

Praveen merupakan satu dari sekian atlet Indonesia yang mengecam BWF. Bahkan Ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon juga menuding BWF berlaku tidak adil.

Hal itu disebabkan sebelum Indonesia, ada tujuh kasus Corona yang menimpa tiga negara yakni India, Thailand, dan Denmark. Tetapi, kenyatannya ketiga negara itu mendapat izin berpartisipasi di All England.

“Beberapa dari Anda mungkin memperhatikan bahwa permainan sempat ditunda sebelum 7 kasus positif yang mereka temukan di anggota tim lain (negara lain). Setelah mereka di tes ulang, hasilnya negatif. Jadi mengapa kita tidak juga memiliki keadilan yang sama di sini?” tegas Marcus.