Tanda-tanda 7 Penyakit Reproduksi Pria yang Penting Dikenali
Berita Baru Madura, Lifestyle – Penyakit reproduksi pria merupakan suatu kondisi ketika pria mengalami gangguan kesehatan atau penyakit tertentu yang memengaruhi kemampuan organ reproduksinya. Hal ini bisa diakibatkan oleh kelainan bawaan, infeksi, cedera, atau bahkan tumor.
Umumnya, orang-orang lebih mengenal impotensi atau disfungsi ereksi sebagai penyakit reproduksi pria. Padahal masih banyak jenis penyakit lainnya yang dapat memengaruhi kemampuan reproduksi pria.
Tanda-Tanda Penyakit Reproduksi Pria yang Penting Dikenali
Jangan anggap remeh gejala-gejala pada organ reproduksi, seperti testis yang terasa sakit saat berhubungan seksual atau saat buang air kecil. Kondisi-kondisi ini kemungkinan menjadi salah satu tanda adanya penyakit pada sistem reproduksi pria, seperti beberapa penyakit di bawah ini:
Disfungsi ereksi atau impotensi merupakan ketidakmampuan pria dalam melakukan atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seksual. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh stres dan kecemasan berlebih, selain itu juga dapat dipengaruhi oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang, serta riwayat penyakit jantung dan diabetes. Impotensi bisa ditangani dengan berbagai macam cara, mulai dari mengubah gaya hidup hingga konsumsi obat-obatan.
Hipospadia terjadi ketika uretra atau saluran tempat keluarnya urine berada di posisi tidak normal, yaitu bukan di ujung penis melainkan pada bagian bawahnya. Kondisi ini merupakan kelainan bawaan sejak lahir yang perlu diatasi melalui tindakan operasi. Jika operasi berjalan lancar, pria dapat melakukan aktivitas seksual seperti biasa.
Kriptorkismus adalah kondisi ketika salah satu atau kedua testis tidak terlihat akibat tidak terjadi penurunan testis ke tempat seharusnya. Kriptorkismus merupakan kelainan bawaan sejak lahir yang umumnya banyak dialami pada bayi yang lahir secara prematur. Orkidopeksi menjadi salah satu operasi yang efektif dalam menangani kriptorkismus.
Varikokel adalah penyakit yang ditandai dengan adanya pembengkakan pada pembuluh darah vena dalam kantong zakar (skrotum). Selain dapat memperkecil testis, penyakit reproduksi pria ini juga dapat menyebabkan infertilitas akibat berkurangnya produksi dan kualitas sperma. Waspadai beragam gejala penyakit ini, seperti pembengkakan pada skrotum, benjolan pada salah satu testis, skrotum terasa sakit, serta pembuluh testis yang terlihat membesar dan membengkak.
5. Hiperplasia prostat jinak/benign prostatic hyperplasia (BPH)
BPH adalah pembesaran kelenjar prostat yang dapat menekan uretra. Kondisi yang bisa jadi merupakan bagian alami dari proses penuaan yang umumnya disebabkan adanya perubahan pada sel pertumbuhan dan keseimbangan hormon. BPH biasanya ditandai dengan gejala seperti aliran urine lemah, aliran urine yang bercabang, sering ingin buang air kecil, kencing tidak lampias, dan kesulitan buang air kecil.
Hidrokel adalah salah satu penyakit reproduksi pria yang ditandai adanya penumpukan cairan di sekitar testis, sehingga menyebabkan pembengkakan pada area skrotum. Meski umum terjadi pada bayi baru lahir dan biasanya tidak berbahaya, tapi kondisi ini bisa terasa tidak nyaman dan biasanya didahului dengan gejala seperti bengkak, rasa sakit, dan skrotum berwarna merah. Pada kasus yang jarang, hidrokel dapat terjadi bersamaan dengan kanker testis.
Kanker prostat umumnya terjadi pada pria di atas 40 tahun, terutama pada mereka yang memiliki keluarga dengan riwayat gangguan kesehatan serupa. Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri saat buang air kecil dan saat ejakulasi, rasa sakit di punggung bawah, dan terdapat darah dalam urine. Dalam menangani kanker prostat bisa dilakukan terapi hormon, terapi radiasi, kemoterapi, dan operasi tergantung kepada tingkat keparahan kanker.
Apabila Anda mengalami gejala yang terasa mengganggu dari salah satu penyakit reproduksi pria di atas, segeralah periksakan diri ke dokter urologi. Mendeteksi penyakit secara dini dapat membuat pengobatannya lebih mudah, sehingga kemungkinan sembuhnya akan lebih tinggi.