Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Hadirkan Moeldoko, BASSRA Bahas Harga Garam dan Tembakau Madura

Hadirkan Moeldoko, BASSRA Bahas Harga Garam dan Tembakau Madura



KNPI

Berita Baru Madura, Sumenep – Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura (BASSRA), melakukan pertemuan di Aula Asy-Syarqawi Pondok Pesantren (Ponpes) Annuqayah Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep, Minggu (19/12/2021).

Dalam pertemuan itu, para ulama Madura membahas persoalan komoditas andalan petani Madura, yakni harga garam dan tembakau yang setiap tahunnya mengalami anjlok dalam segi harga.

Pada kesempatan ini Ketua HKTI Moeldoko hadir sebagai pembicara utama. Selain itu Bupati Sumenep Achmad Fauzi,dan perwakilan kepala daerah tiga kabupaten lain di Madura.

Selain itu juga dari kalangan kiai Pesantren, hadir Ketua Bassra KH. Muhammad Rafi’i Baidlawi dari Pesantren Al-Hamidy Banyuanyar Pamekasan, Sekjen Bassra KH. Syafik Rofi’i bersama Pengasuh Pesantren As-Shomadiyah Bangkalan KH. Abd. Muhaimin M, KH. Muhammad Aunur Abidsyah dari Sampang dan masyaikh Pesantren Annuqayah Sumenep.

Achmad Fauzi Bupati Sumenep bersama wakil bupati kabupaten lain menyampaikan keluhan yang tidak jauh beda mengenai masalah garam dan tembakau petani.

Persoalan harga tembakau dan garam dicurigai ada oknum yang memainkan harga pasar tembakau dan garam. Sementara pemerintah kabupaten tidak memiliki hak intervensi terhadap gudang.

“Banyak garam petani yang tidak terserap dan tidak dimasukkan ke dalam laporan hasil panen petani. Sementara garam impor terus masuk di semua lini kebutuhan garam nasional. Mulai dari garam industri hingga konsumsi,” ungkapnya.

Sementara harga tembakau dipermainkan saat masuk ke gudang. Ada banyak asumsi yang diyakini para peserta musyawarah Bassra mengenai harga tembakau yang tidak masuk akal. Harga produksi tembakau di kisaran Rp37 ribu perkilogram sementara harga jual hanya Rp38-40 ribu perkilogram.

“Kami hanya memiliki izin membeli tapi tidak bisa menentukan harga jual bagi petani. Saya berharap pemerintah pusat bisa membuat Peraturan Presiden (Perpres) atau aturan yang bisa mengatur dan mengontrol harga jual di pasar yang bisa menguntungkan petani,” katanya.

Sementara penanggung jawab acara, KH. Muhammad Shalahuddin Warits menerangkan, hasil pertemuan kali ini akan memberikan rekomendasi yang ditujukan kepada Presiden Jokowi.

“Setelah (pertemuan) ini akan ada rekomendasi yang berkaitan dengan komoditas unggulan lokal yaitu garam dan tembakau, karena memang belum ada regulasinya yang langsung menyentuh kepada petani,” terangnya.

“Kami setuju garam dan tembakau dimasukkan ke dalam komoditas pokok dan penting, karena itu ada Perpres dan regulasinya jelas itu,” imbuhnya.

Kiai Muhammad Rofi’i Baidlawi menutup acara tersebut dengan harapan segala masalah tembakau dan garam cepat teratasi.

Ia berharap, pemerintah segera mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada petani. “Semoga masalah itu semua cepat teratasi dan diridlai Allah SWT,” tukasnya.