Dorong Bangkitkan UMKM di Masa Pandemi, Kemenkop UKM : Kuncinya Kolaborasi
Berita Baru, Jakarta – Deputi Bidang Kewirausahaan Menteri Koperasi dan UKM RI (Kemenkop UKM), Siti Azizah menekankan pentingnya kolaborasi antara kelompok masyarakat dengan perusahaan swasta serta stakeholder lainnya agar UMKM mampu bangkit di masa pandemi.
“Di masa pandemi ini, UMKM merupakan sektor yang sangat terdampak, untuk itu kolaborasi merupakan kunci agar UMKM mampu bangkit dan melakukan inovasi pengembangan produk sehingga dapat bersaing baik di pasar domestik maupun global,” ungkapnya dalam webinar bertajuk Memperkuat Kolaborasi Pasar untuk Pengembangan UMKM di Tanah Papua, Jumat (27/8), mewakili Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki.
Siti Azizah memaparkan bahwa UMKM memiliki peran penting bagi perekonomian nasional, sebanyak 64,2 juta UMKM Memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07%, investasi sebesar 64,2% dan ekspor sebesar 14,37%.
“Namun banyaknya jumlah UMKM tersebut tidak sejalan dengan rasio kewirausahaan di Indonesia yang relatif masih rendah, yaitu sebesar 3,47%, mayoritas pelaku usaha di Indonesia adalah usaha mikro (sekitar 99%) yang muncul karena kebutuhan atau terpaksa oleh keadaan,” ungkapnya.
Mayoritas usaha mikro bergerak di sektor usaha informal, tidak menetap, belum terhubung dengan perbankan digital dan akses lainnya, serta tentunya tidak memiliki jasa kewirausahaan, kata Azizah.
“Sehingga mengakibatkan produktivitas kerja yang rendah, kurang berinovasi, tidak berkesinambungan dan tidak mampu memasuki persaingan pasar dengan baik,” imbuhnya.
Kemenkop UKM mempunyai target rasio Kewirausahaan tahun 2021 sebesar 3,55% dan 3,94% pada 2024.
“Hal ini perlu kita lalui melalui penciptaan kewirausahaan muda millennial yang inovatif berkelanjutan dan menciptakan lapangan pekerjaan dalam satu ekosistem,” ujarnya dalam Webinar yang dilakukan melalui Zoom Seminar dan disiarkan langsung melalui Youtube Beritbaruco, Asmat Papua Official dan Facebook Beritabaru.co.
Webinar tersebut merupakan rangkaian dari acara sekaligus penutup Festival Torang Pu Para Para yang diadakan secara maraton sejak tanggal 16 Agustus 2021 dan diselenggarakan oleh The Asia Foundation (TAF) bersama Perkumpulan PUPUK Surabaya, bekerjasama dengan KIPRa Papua, PtPPMA Papua, Mnukwar Papua, dan GEMAPALA Fakfak, dan Beritabaru.co.
“Penyelenggaraan kegiatan Festival Torang Pu Para Para ini merupakan salah satu contoh kolaborasi yang dilakukan oleh TAF bekerjasama PUPUK dalam rangka mengembangkan inovasi produk UMKM di Tanah Papua,” ungkapnya.
Siti Azizah menjelaskan bahwa Papua memiliki potensi sumber daya yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi produk yang berdaya saing.
“Adanya kolaborasi antara kelompok masyarakat di Papua dengan perusahaan swasta, dan stakeholder lainnya diharapkan mampu meningkatkan kualitas produk hasil hutan yang bernilai ekonomi namun tetap menjaga kelestarian hutan, serta memperluas jaringan distribusi pemasaran produk dimaksud,” kata Azizah.
Para pihak tersebut merupakan bagian penting dari pelaksanaan Program Kolaborasi Pasar Pelestarian Sumber Daya Alam dan Peningkatan Kehidupan Masyarakat Adat melalui Pertanian Berkelanjutan di Tanah Papua (PAPeDA).
Program PAPeDA telah memfasilitasi pengembangan sereh wangi di Kabupaten Keerom, revitalisasi kakao dan pengembangan vanili di Kabupaten Jayapura, pengembangan keladi di Kabupaten Manokwari Selatan, dan pelestarian pala di Kabupaten Fakfak.
Kemenkop UKM menyambut baik penyelenggaraan program PAPeDA sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk UMKM dengan inovasi menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan konsumsi produk atau jasa buatan dalam negeri.
“Akhir kata kepada TAF dan PUPUK, saya ucapkan selamat atas terselenggaranya program ini. Saya berharap kerjasama dan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan asosiasi serta berbagai pihak dapat menghidupkan kembali geliat UMKM di Indonesia sehingga mampu menjadi penggerak perekonomian nasional,” pungkasnya.